Selasa, 10 Mei 2016

Cerita Dewasa Bergambar Memuaskan Birahi

Cerita Dewasa Bergambar Memuaskan Birahi - Malam minggu memang waktu untuk merefleksikan pikiran dan tubuh bagi Bimo pemuda yang senang berajojing di sebuah club membuat semangat, sementar orang orang yang datang banyak yang membawa pasangan kecuali Bimo dia ditemani dengan Igor yang mana dia sedang asyik berajojing dengan wanita yang mana dia salah satu pengunjung diskotik.

“Hai, boleh aku duduk?!” suara wanita menyapa.

Bimo menoleh tersentak dari perhatiannya pada Igor.

“Please..?” balasnya mempersilahkan wanita itu duduk disebelahnya.

“Sendiri?” sapa wanita itu yang memang agak teler mungkin karena terlalu banyak menenggak minuman keras.

“Akh nggak? bareng temanku, tuh” tunjuk Bimo pada Igor yang saat itu sedang mendekatinya.

“Hai Ron.. Kenalin dong” sergah Igor.

“Boleh juga boncegan lo..” bisik Igor pada Bimo.

“Gila lo.. gue aja belum kenal”

“Ron..?! Kenalin Vira..”

“Vira..” kata wanita itu sambil mejulurkan tangannya.

“Bimo..?!” balas Bimo.

“Ron sorry nich aku bakal jalan duluan sama Vira, disini terlalu ramai”

“Terus gue gimana?” Tanya Bimo.
“Lo disini aja dulu?! Motor gue yang bawa, mana kontaknya?”

“Dasar gila lo, nich?!” Maki Bimo.

Kini hanya tinggal Bimo dengan wanita itu didalam diskotik Shinta yang malah tambah ramai ketika hari menjelang tengah malam.

“Ron.?!”

Bimo menoleh,”Ya..?

“Boleh aku minta tolong anterin pulang?” Pinta wanita itu pada Bimo sambil menyerahkan kunci kontak.

Tanpa menjawab dipapahnya wanita itu pergi meninggalkan ruangan diskotik Shinta. Mobil yang dikendarai Bimo menuju kawasan perumahan Lippo yang memang telah ditunjuk wanita itu.

“Nich cewek kayaknya Tante-Tante?” Bathin Bimo setelah memperhatikan wajah wanita itu yang kelihatan mencerminkan usianya kira-kira 35-an. Sepanjang perjalanan Bimo memperhatikan wanita yang tertidur disebelahnya. Pakaiannya yang hanya menutupi sebagian tubuhnya sehingga jelas sekali terlihat buah toketnya yang putih dan gede terus ke bagian bawah yang hanya memakai rok span sehingga jelas terlihat sangat mulus dan sangat seksi. Tiba tiba pikiran joroknya mulai merambah ditambah lagi jalan tol menuju Lippo sepi dan gelap. Tangan Bimo mulai meraba paha, disingkapnya rok mini merah itu kini terlihat jelas CD wanita itu.

“Gila merah juga?” Ucapnya lirih takut tuh Tante bangun.

Kini tangan jahilnya mulai ke atas menuju bukit kembar yang nongol gede.

“Busyet mantep banget nich?” Remasan kecil tidak membuat Tante ini bangun pikirnya.

“Sial lagi asyik sudah sampai?!” Gerutu Bimo sambil melepas remasan

kecil pada payudara Tante itu terlihat pintu tol 500 meter lagi.

Mungkin karena cahaya lampu pintu tol sang Tante terlihat bangun sambil

membersihkan matanya.

“Dimana ini?”

“Mau masuk perumahan Tan?” Jawab Bimo.

“Belok kiri no.13” tunjuk Tante itu rumahnya.

“Ok” Bimo mengiyakan.

Rumah kawasan Lippo memang terkenal mewah gerbang rumah berwarna

biru itu terbuka setelah dari dalam mobil Tante itu memencet remot

pagar begitu juga pintu garasi, mobil lancer langsung meluncur masuk ke

dalam garasi.

“Mari Tan..” bermaksud memapah Tante itu.

“Ah nggak usah pusingnya agak mendingan kok” tolak Tante itu halus.

“Ayo masuk” ajaknya sambil menuju pintu rumah didalam garasi.

Jalannya yang anggun membuat Bimo menelan air ludah. Pantat gede

Tante itu goyang kanan kiri mengikuti irama kakinya yang panjang dan mulus.

“Silahkan duduk..?!” mempersilahkan Bimo duduk.

“Tanks Tante?” balas Bimo.

“Oh ya siapa namamu tadi?” tanya Tante itu sambil pergi ke arah ruangan lain.

“Bimo” balas Bimo sedikit berteriak agar terdengar.

Tante Susi membawakan dua gelas bir sambil duduk disebelah Bimo rapat sekali membuat Bimo agak keki.

“Silahkan minum?” sambil menyerahkan segelas bir kaleng.

“Tanks Tan..”

Ditenggaknya bir itu bukannya haus tapi menahan gejolak birahi melihat paha putih mulus dan buah dada yang menantang.

“Santai aja? Haus ya?”

“Lumayan?!” balas Bimo memerah.

“Oh ya.. Panggil aku Susi” Tante Susi memperkenalkan namanya.

“Tante Susi tinggal sendiri?” Mencoba Bimo untuk ngobrol.

“Jangan panggil Tante Susi donk, Tante aja, apa Susi aja”

“Tante dech..” Bimo memastikan.

“Sudah tua ya?” balas Tante Susi.

“Tapi Tante kelihatan masih cantik..” sambil matanya terus memeperhatikan buah dada tante Susi yang menggantung indah.

“Makasih” tersipu Tante Susi dipuji seperti itu.

“Oh ya Tante tinggal dengan siapa?” Tanya Bimo penasaran.

“Aku tinggal ama suamiku, dia lagi berlayar 2 bulan sekali dia pulang sudah 2 minggu dia berangkat berlayar..” jelas Tante Susi.

“Oh begitu ya..?” berarti dia kesepian nich bathin Bimo.

“Kamu sudah punya pacar?” Tante Susi bertanya sambil menarik tangan Bimo ke atas pahanya yang putih itu.

“Belum Tan..?!” jawab Bimo menarik tangannya mencoba malu-malu kucing.

“Kenapa? kok malu?! Apa aku harus tidur lagi biar kamu enggak malu dan leluasa mengelus-elusku”

“Maksud Tante?” bertanya heran Bimo.

“Aku tahu yang kamu lakukan sepanjang perjalanan tadi, aku diam karena kupikir kamu kan sudah tolongin aku boleh donk sebagai tanda

terimakasih”

“Jadi ni Tante juga keenakan toh, sial deg-deg an juga gue, gue kira dia tahu bakal marah eh malah seneng, aman sekarang dong, asyiik?”

Bathin Bimo.

Sekarang Bimo bebas melakukan gerakannya karena sudah tahu Tante

Susi senang diperlakukan seperti itu. Tangan Bimo mulai meraba paha Tante Susi.

“Kulit Tante halus sekali..?!” bisik Bimo ke telinga Tante Susi disertai jilatan halus membuat Tante Susi menggelinjang geli.

“Oh ya? Terusin dong ke atas Ron..?” pinta Tante Susi manja.

Tangan Bimo masuk ke dalam celana dalam Tante Susi.

“Okh kamu ahli sekali Ron?” tangan Tante Susi mulai menjalar ke arah celana Bimo dan mulai menelanjangi Bimo dengan ganas.

“Tenang Tan?”

“Tanganmu itu yang membuat aku engga’ tahan okh.. Okh” kembali Tante Susi mengerang kenikmatan.

Kini Bimo sudah telanjang di pegangnya peler millik Bimo yang lumayan besar.

“Gede juga punyamu” ucap Tante Susi sambil mulai mengulum peler

Bimo Bimo hanya bisa mendesah kenikmatan ketika pelernya amblas ke dalam mulut Tante Susi.

“Okh Tante okh.. Okh” sambil meremas rambut Tante Susi.

“Telanjangi aku Ron” pinta Tante Susi setelah puas mengulum peler Bimo.

Bimo mulai melakukannya hingga telanjang polos sudah Tante Susi,

jelas terlihat bukit berumput hitam lebat dan sepasang payudara yang

gede. Bimo merebahkan tubuh bugil itu diatas kursi.

“Regangin pahamu Tan” pinta Bimo.

Mulai ia menjilati vagina Tante Susi yang merah mungkin karena jarang di pake.

“Oh bulu jembut Tante lebat banget..”

“Tapi ok kan..?”

“Mantep Tan” ujar Bimo sambil menyingkap bulu lebat itu dan mulai memainkan lidahnya dibibir vagina Tante Susi.

“Ukh.. Ukh.. Ukh hebat terus jilat terus Ron okh.. Enak.. Enak”

Menggelinjang eggak karuan Tante Susi menahan birahi yang mulai merambah urat-urat pembuluh darahnya. Sementara tangan Bimo asyik meremas payudara Tante Susi yang gede.

“Remas Ron remas yang kenceng ukh.. ukh..” sambil matanya merem melek. Terlihat jelas oleh Bimo vagina Tante lisa kembang kempis karena kenikmatan.

“Ron masukin donk, masukin Ron.. Ukh”

Sedikit dibungkukkan tubuh roni sambil mulai mengarahkan batang pelernya ke arah vagina Tante Susi yang sudah becek karena jilatan lembut lidah Bimo. Perlahan tapi pasti peler Bimo mulai merambah masuk

ke dalam vagina Tante Susi.

“Okh..” desah Tante Susi keenakan.

Pantat Bimo bergerak maju mundur.

“Okh.. Enak Ron okh..” merem melek Tante Susi dibuatnya.

“Okh.. Okh.. Goyang terus” pinta Tante Susi masih keenakan.

Bimo pun merasakan kenikmatan teramat sangat pelernya terasa ada yang menyedot halus dan nikmat ditambah desahan Tante Susi yang sangat

merangsang urat syarafnya menegang.

“Okh Tan empuk juga memekmu Tan okh.. Okh” sambil terus pantatnya maju mundur mengoyak vagina Tante Susi yang sudah basah banget.

Mulut Tante Susi yang mendesah seksi itu disambar Bimo hingga keduanya saling berciumn liar, tangan Bimo pun tidak tinggal diam remasan liar menimpa payudara Tante Susi yang sudah keras. Cukup lama perbuatan cabul diatas sofa itu berlangsung dengan sengit dengan teriakan Tante Susi yang tak tahan akan peler Bimo yang beraksi.
Hingga..

“Tan.. Pindah ke lantai yu?” ajak Bimo.

“Terserah, asal jangan dilepas ya? Habis enak banget sih..”

Peler Bimo masih menancap tegang di vagina Tante Susi, diangkatnya tubuh bugil Tante Susi lalu merebahkannya diatas lantai yang berpermadani halus itu. Keringat mengucur deras kenikmatan enggak terbendung gerakan maju mundur Bimo yang kadang diselingi putaran pelernya membuat Tante Susi merem melek menahan gairah yang mungkin sangat diharapkannya malam itu.

“Ron gantian ya?” pinta Tante Susi ganti posisi.

Mereka berguling separo sehingga sekarang posisi Tante Susi berada di atas menindih tubuh Bimo.

“Ron gimana kalau goyang gini” tawar Tante Susi sambil mengoyang pantatnya yang padat berisi.

“Gila Tan.. Enaak banget terus tan ukh.. Ukh..” sambil tangannya

terus meremas payudara yang sekarang lebih menantang karena menggantung

indah dan mantap.

“Oh Ron aku sudah tidak kuat Ron.. Okh.. Ron.. Okh.. Ron.. Okh”

“Tahan sebentar Tan.. Aku jagu sudah mau sampai okh.. Okh” erangan Bimo menahan goyangan Tante Susi yang semakin liar.

“Okh.. Okh.. Aku keluar.. Okh.. Okh..”

Dengan cepat dicabut memeknya lalu disodorkan ke arah wajah Bimo.

“Okh.. Hisap Ron.. Okh” pinta Tante Susi sambil tangannya mengocok kencang peler Bimo yang saat itu sedang di ujung banget.

Dengan jilatan ganas dihisapnya vagina Tante Susi beserta cairan yang keluar dari dalam vagina itu Tante Susi terlihat sangat menikmati jilatan itu. Serr.. air mani vagina Tante Susi muncrat ke wajah Bimo.

“Okh.. Okh..” erangan Tante Susi sambil terus membenamkan memeknya ke wajah Bimo.

“Okh Ron kamu luar biasa” puji Tante Susi atas kehebatan Bimo melayaninya.

Bimo duduk di sofa kembali sementara pelernya masih menegang tangguh, dengan penuh pengertian Tante Susi mengocok peler Bimo yang sudah tegang.

“Okh.. enggak lama Tan.. Okh..”

Crot.. Crot.. Dari peler Bimo keluar cairan putih kental yang langsung dengan sigap Tante Susi memasukkan peler Bimo ke dalam mulutnya.

“Akh.. Okh..” Bimo tersenyum puas begitu juga Tante Susi yang memang malam itu sangat mendambakan memeknya mengeluarkan cairan kenikmatan ditemani lelaki perkasa seperti Bimo.

Keduanya lalu beranjak kekamar tidur Tante Susi, setelah Tante Susi mengajak Bimo ke kamarnya untuk istirahat sejenak dengan harapan Bimo dapat melanjutkan kembali memuaskan nafsu birahinya.Cerita Dewasa Bergambar Memuaskan Birahi
Load disqus comments

0 komentar